Pengaruh Melamin Bagi Kesehatan

Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berita tentang kandungan melamin pada susu dan beberapa makanan, namun sebenarnya banyak di antara kita yang masih bertanya-tanya bahaya apakah yang didapat dengan mengkonsumsi makanan yang tercemar melamin. Sebelum menjawab keingintahuan kita ada baiknya kita kenal dulu apakah melamin itu?
Melamin
Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Melamin merupakan suatu polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia (polimerisasi) antara monomer formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka sifat toxic dari formaldehid akan hilang karena telah terlebur menjadi satu senyawa, yakni melamin.
Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang dihasilkan dari melamin.
Peralatan makan yang terbuat dari melamin di satu sisi menawarkan banyak kelebihan. Selain desain warna yang beragam dan menarik, fungsinya juga lebih unggul dibanding peralatan makan lain yang terbuat dari keramik, logam, atau kaca. Melamin lebih lebih ringan, kuat, dan tak mudah pecah serta mudah dibersihkan. Harga peralatan melamin pun relatif lebih murah dibanding yang terbuat dari keramik misalnya.
Potensi Bahaya Melamin
Sebagaimana saya sebutkan di atas melamin merupakan senyawa polimer yang merupakan gabungan monomer formaldehide (formalin) dan fenol yang apabila komponen penyusun melamin tersebut dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman tetapi harus diwaspadai seringkali dalam pembuatan melamin proses pencampurannya sering kali tak terkontrol. Apabila komposisi antara formaldehide dengan fenol tidak seimbang maka aka terjadi residu, yaitu monomer formaldehide atau fenol yang tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer formaldehide inilah yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Selain itu senyawa melamin rentan terhadap panas dan sinar ultravilet yang dapat mendepolimerisasi melamin menjadi monomer formaldehide dan fenol. Gesekan terhadap peralatan melamin juga berpotensi melepaskan residu formaldehide yang terperangkap sebelumnya. Sehingga meskipun kontrol  pembuatan peralatan melamin sudah baik masih menyimpan bahaya bagi kesehatan.
Formaldehide atau yang kita kenal sebagai formalin merupakan desinfektan yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet mayat yang sangat mudah masuk ke dalam tubuh lewat jalur oral/mulut, saluran pernafasan dan pembuluh darah. Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel.
Pengaruh akut/segera pada mereka yang teracuni formalin adalah gejala iritasi dan alergi (mis: mata berair, kemerahan, mual, muntah, diare, kencing campur darah, rasa terbakar, gatal, pusing bahkan bisa tidak sadarkan diri).
Sedangkan pengaruh kronis dari keracunan formalin dapat mengakibatkan iritasi yang parah, kerusakan fungsi hati, ginjal, syaraf dan organ lainnya. Pada hewan coba formalin mempunyai efek karsinogenik (menyebabkan kanker/ keganasan), pada manusia diyakini akan menimbulkan efek serupa. Sebagai efek kronis, efek ini tidak tampak segera tapi baru muncul setelah terjadi akumulasi formalin karena konsumsi / terpapar cemaran formalin dalam jangka lama.
Bagi mereka yang menampakkan gejala akut keracunan formalin berikan pertolongan pertama dengan pemberian karbon aktif (norit), jangan rangsang untuk muntah karena bisa menyebabkan iritasi yang berat. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit.
Pencampuran melamin pada susu atau produk susu sungguh merupakan suatu kejahatan serius, selain mereka telah mengencerkan kandungan susu (dengan harapan keuntungan yang berlipat) juga membahayakan kesehatan para konsumen. Mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasi kasus ini dengan tepat dan kiranya masyarakat perlu diberikan penjelasan tentang kandungan berbahaya dari zat-zat lainnya bila bercampur dengan makanan.

0 comments: