Parasetamol Tidak Perlu Pasca Imunisasi

Imunisasi merupakan hak anak paling dasar, terutama di Indonesia dimana terdapat berbagai macam bakteri dan virus yang siap menyerang buah hati kita. Imunisasi merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut. Karena itu, imunisasi pun menjadi santapan rutin anak Indonesia. Demikian juga konsumsi obat penurun panas untuk mencegah atau mengatasi demam yang muncul sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Pemberian parasetamol sebagai pencegah demam memang sering dilakukan oleh orangtua maupun dokter untuk mengurangi kekhawatiran orangtua terhadap timbulnya demam setelah imunisasi tersebut. Center for Disease Control and Prevention (CDC) pun menyebutkan bahwa hal ini bermanfaat terutama untuk anak yang memiliki risiko tinggi timbul kejang yang dicetuskan oleh demam tinggi.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 459 bayi di Republik Ceko dan dimuat dalam jurnal kedokteran Lancet edisi 17 Oktober 2009, menunjukkan bahwa pemberian parasetamol pada 24 jam pertama setelah imunisasi memang efektif mencegah demam tinggi pada anak. Hanya 42% anak dalam grup yang diberikan parasetamol yang mengalami demam > 38°C setelah imunisasi, dibandingkan dengan 66% pada grup yang tidak mendapatkan obat.

Namun, dari penelitian tersebut juga ditemukan hubungan antara pemberian parasetamol dengan kadar antibodi spesifik dalam darah beberapa vaksin, seperti HiB, DPT, Hepatitis B, polio, dan pneumokokus. Anak yang diberikan obat tersebut memiliki kadar antibodi pelindung yang lebih rendah dibandingkan dengan pada grup yang tidak mendapatkan obat. Kadar tersebut tetap rendah secara signifikan pada grup ini walaupun telah diberikan vaksinasi booster sewaktu anak berusia 12 – 15 bulan.

Berdasarkan 10 penelitian lain mengenai pemberian vaksin, ditemukan juga bukti-bukti pendukung bahwa penggunaan parasetamol untuk mencegah demam sebagai KIPI dapat menekan respon sistem imun. Namun, hal ini tidak berlaku untuk pemberian obat tersebut untuk mengatasi demam yang memang sudah timbul.

Memang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai relevansi klinis penemuan ini, ujar Profesor Roman Prymula, ketua penelitian ini. Namun, ia menambahkan bahwa berdasarkan hasil penelitian ini, “pemberian parasetamol sebagai pengobatan profilaksis (pencegahan) setelah imunisasi sebaiknya tidak direkomendasikan lagi tanpa menimbang dengan seksama antara keuntungan serta risikonya.”

Dengan adanya penelitian ini, orangtua maupun dokter di Indonesia berpikir lebih seksama dalam memberikan parasetamol untuk mencegah demam sebagai KIPI pada anak. Sebaiknya obat tersebut hanya diberikan jika memang sudah muncul gejala demam. Orangtua pun tidak perlu khawatir karena demam merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik dan secara tidak langsung menunjukkan bahwa imunisasi yang dilakukan juga efektif sehingga merupakan reaksi yang wajar.

Alkohol Plus HIV Membuat Lupa Ingatan

Infeksi HIV dan kebiasaan minum alkohol dapat mengakibatkan gangguan daya ingat jangka pendek hingga dua kali lipat. Hal itu berdasarkan temuan penelitian baru.

Penelitian tersebut, diterbitkan dalam versi internet edisi perdana mengenai Alkoholisme: Clinical and Experimental Research, menemukan bahwa lebih dari separuh pasien HIV di klinik itu juga adalah peminum alkohol berat dan mereka tampak lebih bermasalah dengan daya ingat jangka pendek, sementara daya ingat jangka panjang tampak tidak terpengaruh.


“Hasil menunjukkan bahwa orang mampu menahan informasi untuk beberapa saat, yang memberi kesan bahwa tetap dapat mengingat informasi, sementara skor daya ingat secara segera adalah lebih rendah, memberi kesan bahwa kesulitan tersebut terkait dengan kemampuan untuk belajar, atau mengenali, informasi,” penulis penelitian Edith V. Sullivan, dosen fakultas psikiatrik dan ilmu pengetahuan perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford mengatakan dalam siaran pers yang diterbitkan oleh penerbit jurnal.

Ketidakmampuan untuk belajar dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, termasuk rutinitas agar patuh pada pengobatan yang membantu melawan HIV, Sara Jo Nixon, dosen fakultas psikiatrik di Universitas Florida mengatakan dalam siaran pers yang sama. Strategi untuk menolong pasien tersebut perlu diterapkan, dia menambahkan.



Testosteron Mempengaruhi Perjalanan Karier Wanita

Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki kadar hormon laki-laki yang lebih tinggi akan mengalami lebih banyak risiko. Dalam studi ini, kadar testosteron lebih tinggi mungkin membuat beberapa wanita lebih cenderung memilih karir bidang keuangan yang berisiko tinggi.

Paola Sapienza, profesor di Kellog School of Management di Northwestern University mengatakan bahwa secara umum, perempuan lebih menghindari risiko daripada pria ketika datang untuk membuat keputusan finansial yang penting, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pilihan karir mereka. Sebagai contoh, dalam sampel mereka menetapkan, 36 persen mahasiswa MBA perempuan memilih karir keuangan risiko tinggi seperti perbankan investasi atau perdagangan, dibandingkan dengan 57 persen dari siswa laki-laki. Para penelit ingin menyelidiki apakah perbedaan gender ini berkaitan dengan testosteron, yang laki-laki, rata-rata, dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada wanita.

Untuk studi ini, Sapienza dan koleganya mengukur kadar testosteron dalam sampel air liur yang dikumpulkan dari sekitar 500 mahasiswa MBA di University of Chicago Booth School of Business. Para siswa juga ambil bagian dalam percobaan untuk menentukan hubungan antara kadar testosteron dan keengganan risiko.

Kadar testosteron yang lebih tinggi dikaitkan dengan selera risiko yang lebih besar pada wanita, tetapi tidak pada pria. Tapi pada wanita dan laki-laki dengan kadar testosteron yang serupa, tidak ada perbedaan gender dalam pengambilan risiko.

Para peneliti juga menemukan bahwa hubungan antara risiko penolakan dan testosteron memprediksi pilihan karier pasca kelulusan. Mereka yang memiliki kadar testosteron tinggi dan rendah penolakan risiko lebih cenderung masuk ke karier keuangan yang berisiko tinggi.

Rekan penulis studi, Dario Maestripieri, seorang profesor bidang comparative human development di University of Chicago menjelaskan bahwa ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa perbedaan gender dalam penghindaran risiko keuangan memiliki dasar biologis, dan perbedaan dalam kadar testosteron antara individu dapat mempengaruhi aspek-aspek penting dari perilaku ekonomi dan keputusan-keputusan karier. Efek testosteron pada penghindaran risiko, paling kuat untuk individu dengan kadar testosteron rendah atau menengah, mirip dengan apa yang telah ditampilkan untuk efek testosteron pada kognisi spasial.




Cara Merawat Vagina Setelah Melahirkan

Vagina punya mekanisme pembersihan sendiri dengan mengandalkan koloni bakteri normal yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di sekitarnya. Keseimbangan bisa terganggu kalau pemiliknya jorok.

Penggunaan celana basah atau celana dalam terlalu ketat, misalnya, dapat mengganggu keseimbangan itu. Dalam keadaan tertentu, perawatan vagina tidak cukup hanya membersihkan bagian luar. Bagian dalam pun perlu dikuras.

Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam merawat V vagina organ reproduksi wanita. Cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam Vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman, serta jamur.

1. Bilas dengan cairan pembersih
Cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman, serta jamur. Cairan ini bisa digunakan dalam beberapa menit.

Penggunaannya harus dengan pengawasan dokter. Karena itu, selain cairan pembilas, obatan untuk mengatasi gangguan yang ada juga akan diberikan. Tidak semua gangguan bisa diselesaikan dengan cairan ini. Paling hanya dapat mengatasi keputihan.ladi, tidak akan mampu mengatasi penyakit kelamin, apalagi penyakit menular cekcual (PMS).

2. Sinar Laser
Laser diperlukan karena penggunaan obat pembunuh kuman di vagina biasanya butuh waktu lama, apalagi kalau terjadi resistensi obat. Laser yang digunakan biasanya jenis level rendah atau low level laser therapy. Formulasi dari sinar inframerah clan ultra violet ini mampu membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu relatif cepat.

Untuk gangguan ringan, penembakan biasanya dilakukan selama 15 menit sekali.'Bila gangguan sudah berat, butuh puluhan menit dengan beberapa kali tembakan dalam beberapa hari. Obat juga kerap diberikan oleh dokter setelah penembakan laser.

3. Terapi ozon
Dr., Mulyadi Tedjapranata, MD, dari Klinik Medizone, menyebutkan bahwa metode penggunaan terapi ozon ini layaknya menggunakan cairan pembersih. Dengan alat yang disebut vaginal insufflations, ozon dimasukkan ke organ kewanitaan dengan dosis sesuai kasus.

"Prinsipnya ozon ini berfungsi sebagai disinfektan yang bisa membunuh kuman. Tujuannya untuk mencegah masuknya kuman penyebab penyakit," ujarnya. Dengan periode waktu tertentu pula (tergantung kasus), ozon diperlukan agar kebersihan vagina terjaga.

Agar pengobatan efektif, biasanya terapi ini dikombinasi dengan obat-obatan. Namun, ozon tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit seksual atau PMS. Dan yang jelas, terapi ini harus dilakukan oleh dokter yang ahli dalam hal ini. Jika tidak digunakan secara tepat, memasukkan ozon ke organ kewanitaan hanya akan menyebabkan berkembangbiaknya bakteri yang malah merugikan vagina.

4. Penguapan hangat
Dalam ritus perawatan tubuh secara tradisional, penguapan hangat biasa digunakan untuk vagina. Meski begitu, penguapan jelas tidak efektif membunuh mikroorganisme.

Penguapan ini menggunakan ramuan wewangian sehingga mengharumkan vagina, selain menghangatkan. Karena itu, selayaknya cara ini dilakukan seperti kita menggunakan parfum badan. Tidak ada alasan selain alasan kosmetik. Meski penguapan disebut sebagai salah satu cara merawat vagina, langkah ini bukan untuk mencegah penyakit, apalagi menghilangkan gangguan.

5. Gurah

Vagina

Meski tak sedikit yang tertarik mencobanya, gurah vagina masih diragukan efektivitasnya. Apalagi yang menanganinya jelas-jelas bukan dokter. Tindakan ini bisa membuat semua mikrooganisme yang merugikan maupun yang normal akan mati clan hilang dari vagina. Akibatnya, vagina justru berisiko terganggu.

6. Spa Vagina
Ini metode perawatan alat reproduksi wanita yang menggabungkan berbagai terapi kuno. Ada teknik pengasapan atau penguapan. Ada juga teknik pijat akupresur pada seluruh tubuh dan terutama vagina. Ada juga meditasi gerak atau semacam kegel khusus untuk vagina.

Beberapa terapi tersebut cukup aman. "Terapi spa sebenarnya umum digunakan dalam perawatan kesehatan, hanya kali ini. khusus diterapkan untuk bagian vagina saja," ungkap Hj. Worro Harry Soeharman, M.Ph, MKA, penggagas terapi V-spa.

7. Kuras Vagina
Ini adalah pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta rongga rahim. Langkah ini menjadi tindakan awal agar jamur atau kuman tidak merembet ke rongga rahim atau saluran telur, yang bisa mengakibatkan kemandulan atau infeksi yang bisa memicu kanker.

Wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatan. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik semacam Klinik Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan, mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya tuntas.

Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum. Dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin ini, tindakan "kuras" dilakukan.

Tidak perlu takut, karena tindakan ini sederhana dan ticlak menyiksa. Usai hasil laboratorium diketahui, dokter akan memberikan obat yang tepat. Bisa berupa obat minum atau tablet yang dimasukkan ke lubang vagina. Setelah tiga bulan, pasien diharapkan kembali untuk cek ulang.

Keputihan acap kali kambuh bila tidak diobati secara tuntas. Mengobati daerah sekitar vagina saja belum cukup, sebaiknya sampai ke dalam. Para ibu yang menghadapi masalah dengan pasangan sehubungan kasus ini bisa sekalian berkonsultasi. 0 abd

Ganti Celana 2-3 kali
Derajat keasaman vagina menurut Dr. Boy Abidin, Sp.OG, antara 7,1-7,3. Untuk menjaga kesehatan vagina, perempuan setidaknya memahami beberapa hal ini:
Sesering mungkin mengganti pembalut, ferutama saat menstruasi. Darah yang keluar bisa menjadi media tumbuhnya kuman.
Sesudah berhubungan seks, bagian luar vagina sebaiknya selalu dibersihkan. "Tentu tidak dengan sabun biasa," kata Boy. Sebaiknya gunakan sabun pembersih khusus vagina. Jika perlu, gunakan cairan pembersih vagina bila memang ada infeksi di daerah kemaluan.
Saat membersihkan vagina, bilas dari arch depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina. Lebih baik air untuk membersihkan langsung ditadah dari keran biasa atau dengan keran semprot. Air yang terkumpul di ember atau bak mandi bisa saja terkontaminasi air kencing orang lain, spora, jamur, atau kuman.
Bila menggunakan kertas tisu, Anda harus hati-hati. Lendir dan air memang terserap, tetapi hendaknya diingat bahwa tidak semua tisu terjamin kualitasnya. Tisu yang terbuat dari serbuk kayu ada yang tercemar jamur kalau proses pembuatannya kurang baik.
Jaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang air besar. Bilas vagina sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan selalu kering lebih-lebih bagi yang bertubuh gemuk. Suasana lembab sangat disukai jamur.
Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.
Sebaiknya tidak mengenakan celana terlalu ketat, berbahan nilon, jins, dan kulit.
Pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Panty liner sebaiknya hanya digunakan antara 2-3 jam.
Jangan biarkan celana basah atau lembab karena memberi peluang tumbuhnya jamur.
Bagi wanita yang pernah melahirkan dan berhubungan seks, setidaknya lakukan pap smear sekali setahun. Untuk mereka yang sudah menopause, lakukan 2-3 tahun sekali.
Jaga berat badan normal. Jangan sampai kegemukan karena menyebabkan vagina tertutup lipatan lemak sehingga lembab.
Jaga kesehatan tubuh secara umum dengan mengasup makanan bergizi seimbang.
Lakukanlah hubungan seksual hanya dengan satu orang. Sering berganti pasangan seks akan menambah kemungkinan terinfeksi.


Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, ada dua jenis keputihan.
1. Fisiologi, dengan ciri:
- Tidak gatal, tidak berbau.
- Lendir berwarna bening.
- Terjadi hanya pada masa subur (wanita usia 20-40-an).
- Terjadi menjelang haid.
- Terjadi saat hamil karena terkait dengan faktor hormonal. Terjadi sehabis berhubungan seks.
- Karena stres, kelelahan, celana dalam terlalu ketat.

2. Patologis, dengan ciri:
- Keluar lendir berlebihan disertai infeksi.
- Gatal, pedih,Vagina kemerahan.
- Lendir berubah warna




Faktor Resiko Ketulian Pada Bayi

Menurut Am Joint Comintte of infant Hearing Statement (1994) insiden timbulnya ketulian terjadi disebabkan antara lain oleh :


• Terdapat riwayat keluarga dengan tuli

• Adanya infeksi Torchs (Toxoplasma Rubella Cytomegalo Herpes simplex Siphilis) terutama pada trisemester pertama

• Berat badan lahir rendah < 1500 gram

• Hiperbilirubinemia ( bayi kuning)

• Asfiksia berat (apgar skore 0 – 4 pada menit pertama, 0 – 6 pada menit kelima

• Pemakaian obat ototoksik (obat yang dapat merusak system pendengaran)

• Penggunaan alat bantu pernafasan mekanik (ventilator) biasanya dirawat di ICU> 5 hari

• Terdapat sindrom yang berhubungan dengan tuli kongenital

• Terdapat kelainan yang terdapat pada kepala leher

• Meningitis bakterialis (infeksi selaput otak)


Semua kelainan diatas merupakan faktor resiko terjadinya ketulian.

bila terdapat 1 faktor resiko maka kemungkinan timbulnya tuli sebesar 10 X, dan bila terdapat 3 faktor resiko maka kemungkinan timbulnya tuli sebesar 63 X




Bidan

a.Definisi Bidan

Ikatan Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM.

Definisi Bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidanadalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan Bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik Bidan.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidanmempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

Bidandapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.


b. Pengertian Bidan Indonesia
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa BidanIndonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidanyang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidanmempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.

c. Kebidanan/Midwifery
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya


d.Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service)
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Bidanyang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.


e. Praktik Kebidanan
Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh Bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etikBidan.


f. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh Bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


g. Asuhan Kebidanan (PR lihat buku)
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan

Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.



Paradigma Kebidanan

Bidandalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia / perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan / kebidanan dan keturunan.


a.Perempuan
Perempuan sebagimana halnya manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan. Perempuan sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan.

Perempuan sebagai sumber daya insani merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi perempuan/Ibu dalam keluarga. Para perempuan di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.


b.Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya, baik lingkungan fisik, psikososial, biologis maupun budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.

Masyarakat merupakan kelompok paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial yang terdiri dari individu, keluarga dan komunitas yang mempunyai tujuan dan sistem nilai.

Perempuan merupakan bagian dari anggota keluarga dari unit komunitas. Keluarga yang dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia berada. Keluarga dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu sepanjang siklus kehidupannya. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan reproduksi perempuan.


c.Perilaku
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.


d.Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan olehBidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.


Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :



1.Layanan Primer ialah layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab Bidan.
2.Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh Bidan sebagai anggota timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh Bidan dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh Bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.



Vaksinasi Hepatitis B Melindungi terhadap Kanker Hati

Menurut penelitian baru, vaksinasi pada saat kelahiran terhadap virus hepatitis B, sangat mengurangi risiko kanker hati di masa dewasa. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute edisi online 16 September 2009.

Dalam 20 tahun penelitian yang diikuti bayi yang divaksinasi terhadap penyakit hati di Taiwan mulai tahun 1984, ketika program vaksinasi universal mulai diberlakukan, Dr Mei-Hwei Chang, dari Department of Pediatrics di National University Hospital di Taiwan Taipei, dan koleganya mengamati orang-orang muda yang telah mengalami kanker hati.

Para peneliti menemukan bahwa hanya beberapa orang yang telah divaksinasi akan mengalami kanker hati, dan ada kemungkinan penjelasan dalam kebanyakan kasus, seperti tidak cukup dosis vaksin.


Para penulis menyimpulkan bahwa data ini menunjukkan bahwa efektivitas universal virus hepatitis B pada program imunisasi untuk mencegah kanker hati, telah melampaui masa kanak-kanak dan menjadi dewasa muda selama dua dekade.

Di Amerika Serikat, vaksinasi hepatitis B dianjurkan untuk semua bayi, anak-anak dan remaja jika mereka belum diberi vaksin sebelumnya. Pejabat merekomendasikan agar orang dewasa mendapatkan vaksinasi jika mereka berisiko terkena kanker hati. Info lebih lanjut bisa mengunjungi situs US Centers for Disease Control and Prevention.