Cara Mencegah Kanker Serviks

Kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama. Kanker serviks ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

Menurut para ahli kanker, kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Tetapi, biarpun demikian, di wilayah Australia barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini.

Tanda-tanda terkena kanker serviks atau kanker mulut rahim:

Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi.
Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.

Cara Pengobatan Kanker serviks atau kanker mulut rahim:

Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:

1.Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2.Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1.Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2.Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
Cara Pencegahan Kanker serviks atau kanker mulut rahim:

Pemberian vaksin HPV. Langkah ini dapat membantu memberikan perlindungan terhadap beberapa tipe HPV yang dapat menyebabkan masalah dan komplikasi seperti kanker serviks dan genital warts. Vaksin ini sebaiknya diberikan pada perempuan muda sedini mungkin, karena tingkat imunisasi tubuh serta pertumbuhan dan reproduksi sel di area serviks masih sangat baik. Vaksinasi merupakan metode deteksi dini sebagai upaya mencegah kanker serviks. Melalui vaksinasi semakin besar kesempatan disembuhkannya penyakit ini dan semakin besar kemungkinan untuk menekan angka kasus kanker serviks yang mengancam kaum perempuan. Untuk itu, segera hubungi dokter anda untu membantu pencegahan kanker serviks. Ayo bantu cegah kanker serviks sekarang!

Pencegahan penurunan kekebalan pada pengguna narkoba kronis dengan suplemen zink

Kemungkinan pengguna narkoba kronis mengalami penurunan jumlah CD4 di bawah 200 adalah lebih rendah dibandingkan orang yang memakai plasebo bila diobati dengan suplemen zink . Hal itu berdasarkan sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam Konferensi International AIDS Society (IAS) ke-5 tentang Patogenesis, Pengobatan dan Pencegahan HIV pada 21 Juli 2009 di Cape Town.

Kadar zink yang rendah cukup umum di kalangan pengguna narkoba kronis. Pada penyakit HIV, kadar zink yang rendah dikaitkan dengan fungsi kekebalan yang lebih buruk. Namun, belum ada penelitian yang meneliti apakah suplemen zink dalam populasi ini mungkin melindungi terhadap penurunan kekebalan.

Untuk meneliti kegunaan suplemen zink, Marianna Baum PhD. RD, dan rekan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Stemper di Florida International University di Miami membandingkan suplemen zink dengan plasebo pada 231 pengguna narkoba aktif yang HIV-positif. Perempuan yang menerima zink memakai 12 mg per hari, dan laki-laki memakai 15 mg per hari.

Kurang lebih 60% peserta memakai obat antiretroviral (ARV), dan kedua kelompok memiliki jumlah CD4 yang setara – 326 pada penerima zink dan 307 pada penerima plasebo. Tingkat kepatuhan diukur pada semua pasien. Kegagalan secara imunologi didefinisikan sebagai memiliki penurunan jumlah CD4 di bawah 200.

Selama 12 bulan pertama penelitian, tidak ada perbedaan secara statistik di antara kedua kelompok. Namun, pada bulan ke-18, kemungkinan penerima plasebo mencapai kegagalan secara imunologi empat kali lebih tinggi dibandingkan penerima suplemen zat zink. Hal itu tetap sama walaupun setelah mengendalikan terhadap usia, jenis kelamin, kekurangan makanan, jumlah CD4 pada awal, viral load dan ART.

Para penulis menyimpulkan bahwa suplemen zink bagi pengguna narkoba yang HIV-positif adalah aman dan merupakan cara yang efektif untuk melindungi sistem kekebalan.

Piring Bekas Makan Bisa Bikin Efek Kenyang

Setiap kali Anda menyelesaikan makan besar, pastikan Anda melihat lekat-lekat piring dan minuman yang Anda baru saja pakai. Bahkan kalau bisa, tumpuk semuanya pada satu tempat dan bayangkan berapa banyak makanan yang sudah masuk ke dalam saluran pencernaan Anda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Cornell University, itu adalah cara ampuh untuk membuat Anda cepat kenyang. Percobaan dilakukan dengan meminta sekelompok orang menumpuk piring-piring bekas makannya di tempat yang mudah dilihat. Hasilnya, 28 % responden merasa lebih cepat kenyang ketika piring dan gelas bekas makannya dibiarkan di meja makannya.

Responden mengaku, dengan menyaksikan sendiri berapa banyak tumpukan piring yang digunakan untuk menyajikan makanan, responden jadi tidak berselera makan. Meskipun pada saat itu, mereka masih menyimpan sedikit rasa lapar. Hal ini berbeda jauh dengan kelompok yang meja makannya selalu dibersihkan sesaat setelah piring mereka selesai digunakan. “Tumpukan piring menjadi ‘bukti’ visual bagi diri Anda, sehingga Anda merasa malu terhadap apa yang Anda makan,”ucap Brian Wansink, PhD, yang merupakan direktur Cornell’s Food dan Brand Lab dan juga penulis buku Mindless Eating.

Diagnosis HIV pada ibu dan bayi untuk mencegah kematian akibat vaksin TB

Bacille Calmette-Guérin atau BCG adalah salah satu vaksin yang diberikan secara luas di dunia dan aman bagi orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Baru-baru ini WHO menerbitkan temuan penelitian lanjutan mengenai vaksin tuberkulosis (TB) yang baku adalah lebih berisiko terhadap kematian bayi dengan HIV.

Karena risiko yang berat, WHO menyarankan agar tidak memvaksinasi bayi yang terinfeksi HIV dan menunda vaksinasi pada bayi yang status infeksi HIV-nya tidak diketahui tetapi memiliki tanda atau gejala yang sesuai dengan infeksi HIV. Anjuran itu diterbitkan pada 2007 dan menjadi tantangan bagi sistem kesehatan yang lemah di seluruh dunia.

Anjuran itu menekankan kebutuhan tes HIV secara lebih luas pada bayi dan ibu hamil. Gejala klinis infeksi HIV biasanya muncul setelah bayi berusia tiga bulan tetapi di beberapa negara bayi divaksinasi BCG secara rutin setelah kelahiran.

UNAIDS menghimbau peningkatan akses pada dan penggunaan layanan yang bermutu untuk pencegahan penularan dari ibu-ke-bayi (prevention of mother-to-child transmission/PMTCT) serta juga pemberian layanan HIV dan TB secara terpadu.

“Kebijakan vaksinasi BCG secara selektif pada bayi yang terpajan HIV membutuhkan peningkatan tes HIV pada ibu hamil, memperkuat layanan PMTCT, dan perpaduan program TB dan HIV secara lebih baik,” kata Dr. Catherine Hankins, Chief Scientific Adviser UNAIDS.

Hasil penelitian selama tiga tahun di Afrika Selatan diterbitkan dalam jurnal Bulletin WHO edisi Juli 2009. Hasil itu mengonfirmasi penelitian yang dipimpin oleh WHO pada 2007 untuk mengubah kebijakan vaksinasi BCG pada bayi. Kemudian, Global Advisory Committee on Vaccine Safety WHO dan Strategic Advisory Group yang terdiri dari pakar TB dan HIV menerbitkan pedoman yang telah direvisi mengenai vaksinasi BCG pada bayi yang berisiko terinfeksi HIV.

“Laporan itu memberi informasi yang lebih baik tentang risiko infeksi BCG secara umum pada bayi terinfeksi HIV dan mengingatkan kembali tentang kebutuhan untuk menemukan cara baru untuk mencegah TB pada bayi (yang paling berisiko meninggal akibat TB) dan untuk mendiagnosis HIV pada bayi,” kata Dr. Alasdair Reid, penasihat TB UNAIDS.

Empat skenario diuraikan oleh WHO, yang mempengaruhi keseimbangan antara risiko dan manfaat vaksinasi BCG di rangkaian beban tinggi TB dan infeksi HIV.

1. Bayi yang lahir dari ibu dengan status infeksi HIV yang tidak diketahui: Manfaat vaksinasi BCG lebih besar daripada risiko dan bayi harus divaksinasi.

2. Bayi yang status infeksi HIV-nya tidak diketahui dan tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HIV, tetapi lahir dari ibu terinfeksi HIV: Manfaat vaksinasi BCG biasanya lebih besar daripada risiko, dan bayi harus menerima vaksinasi BCG setelah mempertimbangkan beberapa faktor lokal.

3. Bayi yang diketahui terinfeksi HIV, dengan atau tanpa tanda atau gejala infeksi HIV: Risiko vaksinasi BCG lebih besar daripada manfaat dan bayi tidak boleh menerima vaksin, tetapi harus menerima vaksin rutin lain.

4. Bayi yang status infeksi HIV-nya tidak diketahui tetapi memiliki tanda atau gejala infeksi HIV dan lahir dari ibu terinfeksi HIV: Risiko vaksinasi BCG biasanya melampaui manfaat, dan bayi tidak boleh menerima vaksin pada beberapa minggu pertama kehidupannya, karena gejala klinis infeksi HIV biasanya muncul setelah bayi berusia tiga bulan. Namun, vaksin dapat diberikan apabila infeksi HIV dinyatakan tidak ada berdasarkan tes virologi secara dini.

stress pada masa hamil

Stres oksidatif pada saluran napas diduga berperan dalam patogenesis asma dengan cara menimbulkan kerusakan epitel saluran napas, menimbulkan proses peradangan dan hiperresponsif bronkial (BHR). Walaupun antioksidan seperti glutathione (GSH) memberikan perlindungan terhadap reactive oxygen species yang ditimbulkan oleh sel-sel inflamasi di saluran napas pasien asma, namun antioksidan yang ada mungkin kurang memberikan perlindungan maksimal apabila asupan antioksidan dalam makanan sehari-hari tidak adekuat atau jika beban oksidan meningkat akibat polutan udara atau akibat metabolit obat. Paracetamol (PCT)/acetaminophen merupakan sumber stres oksidatif potensial dengan menghasilkan metabolit reaktif N-acetyl-p-benzoquinoneimine. Pada studi dengan hewan percobaan, PCT dosis toksik menyebabkan kerusakan oksidatif pada epitel saluran napas dan dapat “menghabiskan” GSH dalam paru-paru. Dari studi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan PCT yang sering pada individu yang peka, dapat menyebabkan stres oksidatif pada saluran napas manusia dan memperbesar gejala-gejala asma.

Beberapa studi mengenai hubungan antara penggunaan PCT pada tahun pertama kehidupan dengan risiko asma dan penyakit atopi lainnya pada masa kanak-kanak telah dilakukan dan dari studi-studi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan PCT pada tahun pertama kehidupan meningkatkan risiko asma pada masa kanak-kanak. Berikut ini kami sampaikan beberapa studi mengenai hubungan antara penggunaan PCT pada masa kehamilan dengan risiko asma pada anak.

1.Studi paparan PCT pada masa prenatal dan gejala-gejala respiratorik pada tahun pertama kehidupan anak.

Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara paparan PCT in utero dengan insidens gejala-gejala respiratorik pada tahun pertama kehidupan anak.

Metode :
345 wanita hamil trimester I terlibat dalam studi ini dan dilakukan follow-up hingga anak berusia 1 tahun.
Penggunaan PCT pada masa kehamilan yang berhubungan dengan insidens gejala-gejala respiratorik diketahui dari kuosioner.

Hasil :
Penggunaan PCT pada pertengahan masa kehamilan hingga masa kehamilan lanjut berhubungan dengan gejala mengi secara signifikan (odd ratio (OR) 1,8; 95% confidence interval (CI) 1,1-3,0) dan terhadap gejala mengi yang mengganggu saat anak tidur (OR 2,1; 95% CI 1,1-3,8) pada tahun pertama kehidupan anak setelah dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor pengganggu.

Kesimpulan :
• Penggunaan PCT pada pertengahan masa kehamilan hingga masa kehamilan lanjut tampaknya berhubungan dengan gejala-gejala respiratorik pada tahun pertama kehidupan anak.
• Follow-up lanjutan diperlukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan PCT pada masa kehamilan dan pada masa kanak-kanak awal dengan insidens asma pada anak usia 3-5 tahun, dimana pada usia tersebut diagnosis asma dapat ditegakkan dengan lebih pasti.
2.Studi paparan PCT pada masa prenatal dan risiko mengi serta asma pada anak.

Tujuan : untuk mengetahui apakah paparan PCT pada masa prenatal berhubungan dengan risiko asma atau mengi pada masa kanak-kanak awal.

Metode :
• Informasi mengenai penggunaan PCT selama masa kehamilan dan keikutsertaan dalam interview saat anak yang dilahirkan berusia 18 bulan berasal dari 66.445 wanita dari the Danish National Birth Cohort.
• Juga melibatkan 12.733 wanita yang anaknya berusia 7 tahun dengan perkiraan prevalensi diagnosis asma dan mengi pada usia 18 bulan dan 7 tahun.
• Para peneliti menghubungkan populasi diatas dengan the Danish NationalHospitalRegistry untuk mencatat seluruh perawatan di RS terkait dengan asma pada anak dengan usia hingga 18 bulan.
Hasil :
• Penggunaan PCT kapan saja selama masa kehamilan berhubungan dengan sedikit peningkatan risiko asma atau bronchitis pada anak usia 18 bulan namun bermakna secara statistik [relative risk (RR) = 1,17; 1,13–1,23)], dengan perawatan di RS terkait dengan asma pada anak dengan usia hingga 18 bulan (hazard ratio = 1,24; 1,11–1,38) dan dengan diagnosis asma pada anak usia 7 tahun (RR = 1,15; 1,02–1,29).
• Risiko tertinggi terlihat pada penggunaan PCT selama kehamilan trimester pertama dengan gejala mengi persisten (gejala mengi pada anak usia 18 bulan dan 7 tahun) (RR = 1,45; 1,13–1,85).
Kesimpulan :
Penggunaan PCT selama masa kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko asma dan gejala mengi pada masa kanak-kanak. Jika hubungan ini merupakan hubungan timbal balik, maka mungkin perlu dipertimbangkan penggunaan PCT selama masa kehamilan pada praktek klinis.
3.Studi paparan PCT pada masa prenatal dan risiko asma serta peningkatan Ig E pada masa kanak-kanak.

Tujuan : untuk mengetahui apakah penggunaan PCT pada masa kehamilan lanjut berhubungan dengan peningkatan risiko asma, gejala mengi dan manifestasi atopik lainnya pada anak usia sekolah.
Metode :
• Pada populasi berdasarkan Avon Longitudinal Study of Parents and Children, para peneliti menilai hubungan antara penggunaan PCT dan aspirin pada masa kehamilan lanjut (20-32 minggu) dengan asma, hayfever, eksema (n=8511) dan gejala mengi (n=8381) pada anak usia 69-81 bulan, dan dengan atopi (positive skin prick test terhadap Dermatophagoides pteronyssinus, kucing atau rumput-rumputan, n=6527) dan Ig E total dalam darah (n=5184) pada anak usia 7 tahun.
• Menggunakan logistic and linear regression untuk menganalisis binary outcomes and log-transformed IgE secara berturut-turut, untuk mengontrol faktor-faktor pengganggu potensial.
Hasil :
• Penggunaan PCT pada masa kehamilan lanjut, positif berhubungan dengan asma (Odds Ratios (ORs), dimana pada anak-anak yang ibunya mengkonsumsi PCT ‘kadang-kadang’ dan ‘hampir setiap hari’ dibandingkan dengan anak-anak yang ibunya tidak pernah mengkonsumsi PCT memiliki OR 1,22 (95% confidence interval (CI) : 1,06–1,41) dan 1,62 (95% CI : 0,86–3,04) secara berturut-turut; P trend=0,0037, gejala mengi memiliki ORs 1,20 (95% CI : 1,02–1,40) dan 1,86 (95% CI : 0,98–3,55), secara berturut-turut; P trend=0,011, dan Ig E total memiliki geometric mean ratios 1,14 (95% CI : 1,03–1,26) dan 1,52 (95% CI : 0,98–2,38), secara berturut-turut; P trend=0.0034).
• Proporsi asma terhadap penggunaan PCT pada masa kehamilan lanjut, dengan menggunakan hubungan kausal, sebesar 7%.
Kesimpulan : paparan PCT pada masa kehamilan lanjut dapat menyebabkan asma, gejala mengi dan peningkatan Ig E pada anak usia sekolah.

4.Studi penggunaan PCT pada masa kehamilan dan gejala mengi pada masa kanak-kanak awal.

Metode :
• Pada populasi berdasarkan Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC), para wanita diwawancarai sebanyak 2x selama masa kehamilan (pada minggu ke 18-20 dan minggu ke-32) mengenai penggunaan PCT dan aspirin.
• 6 bulan setelah melahirkan, dan setiap tahun setelahnya, para ibu tersebut diwawancarai mengenai gejala mengi dan eksema pada anak-anak mereka.
• Dilakukan penilaian terhadap efek penggunaan PCT dan aspirin pada masa kehamilan terhadap risiko gejala mengi pada anak usia 30-42 bulan (n=9400) dan eksema pada anak usia 18-30 bulan (n=10.216) dan terhadap risiko pola gejala mengi yang berbeda (dijelaskan dengan ada/tidaknya gejala mengi pada anak usia < 6 bulan dan pada usia 30-42 bulan).
Hasil :
• PCT sering dikonsumsi (hampir setiap hari) hanya oleh 1% wanita.
• Setelah dilakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang dapat mengganggu, penggunaan PCT yang sering pada masa kehamilan lanjut (20-32 minggu) berhubungan dengan peningkatan risiko gejala mengi pada anak usia 30-42 bulan (adjusted OR dibandingkan dengan yang tidak menggunakan PCT adalah 2,10 [95% CI 1,30-3,41]; p=0,003), terutama jika gejala mengi timbul sebelum usia 6 bulan (OR 2,34 [95% CI 1,24-4,40]; p=0,008).
• Dengan menggunakan hubungan kausal, hanya sekitar 1% gejala mengi pada usia 30-42 bulan yang berhubungan dengan paparan PCT.
• Penggunaan PCT yang sering pada masa kehamilan tidak berhubungan dengan peningkatan risiko eksema.
• Penggunaan aspirin yang sering pada masa kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko gejala mengi hanya pada anak usia < 6 bulan.
Kesimpulan : penggunaan PCT yang sering pada masa kehamilan lanjut dapat meningkatkan risiko gejala mengi pada anak, walaupun efek tersebut hanya dapat menjelaskan sekitar 1% dari prevalensi populasi dengan gejala mengi pada masa kanak-kanak awal.

TB Di Kaitkan Dengan Penyebab Kanker Payudara

Timbulnya penyakit tuberkulosis (TB) dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan kanker paru di daerah pedesaan Cina. Hal itu berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer edisi Maret 2009. Menurut pemimpin penulis Eric Engels dari National Cancer Institute, rokok dan asap rokok di dalam ruangan adalah penyebab utama kanker paru di wilayah Xuanwei, Cina. Dia mengatakan bahwa para peneliti sudah mengusulkan bahwa TB “dapat meningkatkan risiko kanker paru karena peradangan paru dan fibrosis yang dapat memicu kerusakan genetik.”

Untuk penelitian itu, Engels dan rekan memakai data yang pernah diambil dari kohort penelitian retrospektif yang melibatkan 42.422 petani di Xuanwei. Mereka melacak hubungan antara TB dan risiko kanker paru di antara peserta dari 1976 hingga 1996. Pada 1992, para peserta mengisi angket yang mencakup pertanyaan tentang demografi, ciri-ciri keluarga dan riwayat kesehatan seumur hidup. Selama masa penelitian, 246 peserta atau 0,6% melaporkan penyakit TB. Selain itu, 2.459 peserta atau 5,8%, meninggal akibat kanker paru, termasuk 31 dari 246 orang dengan TB.

Para peneliti menentukan bahwa hazard ratio kematian akibat kanker paru adalah 6,1 pada orang dengan penyakit TB. Selain itu, mereka menyimpulkan bahwa hubungan antara TB dan risiko kanker paru sangat tinggi terutama dalam lima tahun pertama setelah diagnosis TB, waktu hazard ratio berkisar dari 6,7 hingga 13. Hazard ratio tetap bermakna yaitu 3,0 untuk sepuluh tahun setelah TB diagnosis, penelitian mengatakan. Para peneliti juga menemukan hubungan antara TB dan kanker paru adalah serupa pada laki-laki dan perempuan.

Para peneliti menulis bahwa temuan mereka mendukung “kemungkinan bahwa TB mungkin berperan melalui proses peradangan yang terpusat di paru dan fibrosis untuk memicu atau mendorong pengembangan kanker paru, khususnya dalam hubungannya dengan pajanan karsinogenik lain.” Selain itu, mereka menulis bahwa kemungkinan hubungan antara TB dan pengembangan kanker paru “menunjuk pada kebutuhan terus-menerus untuk mengembangkan dan menerapkan program pencegahan dan pengobatan TB yang lebih baik, khususnya di negara berkembang.”

Menyusui ASI Memberi Perlindungan terhadap Kanker Payudara

Seorang perempuan dengan ibu atau saudara perempuan penderita kanker payudara harus "sangat" mempertimbangkan menyusui bayinya. Pimpinan studi Dr Alison M. Stuebe, dari University of North Carolina at Chapel Hill mengatakan bahwa pemberian ASI itu baik untuk ibu dan bayi.

Dalam studi jangka panjang lebih dari 60.000 perempuan, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang sejarah keluarga terdekat mengalami kanker payudara, memiliki risiko yang cukup rendah pengembangan kanker payudara sebelum mati haid jika mereka menyusui bayi mereka, dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.

Temuan berasal dari data pada 60.075 perawat yang telah membantu kelahiran dan yang berpartisipasi dalam Nurses' Health Study yang berlangsung antara tahun 1997 dan 2005.

Pada akhir Juni 2005, 608 perempuan (sekitar 1 persen) telah mengalami kanker payudara ketika mereka berumur rata-rata 46 tahun, Stuebe dan koleganya dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School, Boston, melaporan dalam jurnal Archives of Internal Medicine.

Mereka juga melaporkan bahwa perempuan yang memiliki seorang ibu, saudara perempuan atau keluarga dekatnya mengalami kanker payudara, memiliki 59 persen lebih rendah risiko pengembangan penyakit jika mereka pernah memberikan ASI daripada jika mereka tidak pernah memberi ASI.

Para peneliti mencatat bahwa jumlah pengurangan risiko "lebih disukai" pada wanita yang sangat berisiko tinggi terkena kanker payudara yang menggunakan terapi hormon tamoxifen untuk mencegah kanker payudara. Tidak ada kaitan antara menyusui dan kanker payudara di kalangan perempuan tanpa sejarah keluarga penyakit.

Namun, Stuebe dari tim juga menemukan bahwa wanita yang tidak menyusui tetapi menggunakan obat untuk menekan produksi air susu ibu, memiliki 42 persen lebih rendah risiko pengembangan kanker payudara daripada perempuan yang memberikan ASI atau yang menggunakan obat untuk menekan produksi air susu ibu.

Kaitan ini dapat dihubungkan dengan masalah dimana proses kembalinya jaringan payudara ke kondisi sebelum hamil. Jika seorang perempuan tidak menyusui, dia tiba-tiba pengalaman engorgement dan jaringan payudara menjadi makin meradang, mereka menjelaskan dalam laporan mereka. Peradangan ini dapat dihubungkan dengan kanker payudara. Penulis laporan berhipotesis bahwa baik menyusui dan penggunaan obat dapat mencegah peradangan ini.

Dalam studi terkini, sekitar 70 persen dari perempuan yang memilih untuk tidak menyusui bayinya mengatakan mereka menggunakan obat untuk menekan produksi air susu ibu.

Para peneliti dengan jelas menyimpulkan bahwa ASI berkaitan dengan beberapa manfaat kesehatan baik untuk kedua ibu dan anak. Oleh karena itu, Strube menyarankan semua harus mendukung kebijakan rumah sakit, pembayaran gaji cuti melahirkan, dan mengakomodasi tempat kerja perempuan sehingga mereka dapat memenuhi tujuan menyusui.

TRANSFUSI DARAH

• Volume O2 dalam darah :
(Hb x 1,34 x Sa O2) + (PaO2 x 0,003)
• Delivery Oxygen
• (CO x Hb x 1,34 x Sa O2) +(CO x PaO2 x 0,003)
CO = SV x HR
TD = CO x HPR

1. Denyut jantung ↑
2. SV ↑ → hemodilusi (cairan /elektrolit) 2 – 4x jumlah perdarahan
3. Saturasi O2 ↑ → therapy O2 → toxic
4. Hb ↑ → transfusi darah

Komponen Darah
1. Darah utuh (whole blood)
→ disimpan dalam tempat dingin 21 – 28 hari faktor koagulasi mengalami kerusakan
2. Darah endap (Packed Red Cell) → anemi kronis
3. Darah merah cuci (WE) → Reaksi transfusi (untuk orang alergi)
4. Thrombosit
5. Plasma
6. Cryoprecipitate

Indikasi
1. Pasien perdarahan
2. Anemi kronis
3. Pasien dengan gangguan faktor koagulan
4. Pasien dengan gangguan faktor darah
Resiko Transfusi Darah
a. Reaksi transfusi cepat timbul segera setelah ditransfusi
b. Reaksi transfusi lambat → 2-3 hari setelah transfusi distop → kelainan hilang sendiri
c. Circulatory overload → oedem paru
d. Penularan / penyakit → AIDS

Reaksi Transfusi cepat
Ada gambarnya

• Septic → suhu ↑ oleh karena dibank darah, darah terkontaminasi bakteri gram (-)
→ endotoxin
Kultur darah di Bank & Darah pasien yang menerima transfusi darah


Berikan antibiotik Broad spectrum untuk gram (-)
• Transfusi sebaiknya diberikan setelah operasi agar alergi terdeteksi dini
Circulatory Overload
• Stop Transfusi
• Phleboctomy → 250 cc → berikan cairan pengganti

Juga pada pasien yang sesak, Hb > 20 gr%
Penularan Penyakit
1. Hepatitis B & C
2. Malaria
3. Syphilis
4. AIDS
5. CMV & EBV
Upaya Mengurangi Transfusi
1. Hemodilusi : O2 jaringan dipertahankan
2. Menabung darah (therapy Banker)
3. Retransfusi darah yang keluar
Menabung Darah


• Caranya :
- Pasien yang akan dioperasi, bila diperkirakan banyak perdarahan, maka :
mg I : 250 cc darah diambil melalui diganti dengan cairan
mg II : 500 cc darah diambil melalui diganti dengan darah mg I + cairan
mg II : 750 cc darah diambil melalui diganti dengan darah mg II + cairan 500 –1000 cc RL
- Jika perdarahan yang terjadi sedikit, maka sisa darah ditransfusi kembali ketubuh pasien

Transfusi Masif
Pemberian transfusi melebihi volume darah pasien
Masalahnya :
- Pe↓ kadar komponen darah
- Peracunan citrat
- Hiperkalemia, menyebabkan
FIBRILASI VENTRIKEL
- Mudah terjadi ARDS

Kematian Cancer Turun Bagi Para Kaum Muda

Kanker kematian adalah penurunan harga, terutama di kalangan orang muda, penelitian menunjukkan baru.


Sementara kanker poised menjadi killer nomor satu di Amerika Serikat, taburan penyakit jantung, yang disebabkan karena kematian dari penyakit jantung menurun lebih cepat daripada untuk kanker.


"Lama Amerika hanya mengalami penurunan [kanker] kematian sangat baru-baru ini, tetapi lebih muda Amerika telah melihat manfaat untuk waktu yang lama sehingga, sebagai akibatnya, semua orang dilahirkan dalam 60 tahun terakhir telah pengetaman keunggulan penelitian upaya pencegahan dan perawatan riset riset dan deteksi dini, "kata Dr Eric peta, memimpin pengarang studi muncul dalam Aug 15 isu Cancer Research.


Peta, yang tinggal di pediatri Helen DeVos Children's Hospital di Grand Rapids, Mich., sambil menyelesaikan studi penelitian ilmuwan di Van Andel Research Institute, juga di Grand Rapids.


"Ini adalah pretty mengesankan. Kami telah strides besar," ujar Dr Jay Brooks, ketua hematology / Onkologi di dalam Sistem Kesehatan Ochsner Baton Rouge, La.


Statistik pada tingkat kanker sering disesuaikan untuk usia, yang skews kejadian dan angka kematian atas karena populasi aging dan lebih kanker kematian lama ini terjadi di masyarakat.


"Jika anda hanya mengambil rata-rata tingkat kematian kanker, dan besar, yang hanya melihat lama karena Amerika yang menjadi tempat sebagian besar adalah kematian," jelasnya peta. "Ini sejalan untuk berkata kita akan melihat apakah kereta berubah arah oleh menonton gerbong tukang rem belakang, dan sampai kita melihat memindahkan gerbong tukang rem, kami tidak akan berkata kami melihat ada perubahan."


Pendekatan ini telah menyebabkan kritikan dari keuntungan dilakukan dalam "perang melawan kanker," walaupun banyak studi baru-baru ini telah baik berita, termasuk American Cancer Society laporan dari Mei yang ditemukan 19,2 persen yang mendorong penurunan tingkat kematian kanker dari manusia ke 1990 2005 dan 11,4 persen perempuan penurunan harga kanker kematian selama jangka waktu yang sama.


Para peneliti melihat tingkat kematian sejak 1955 di kelompok umur tertentu, menemukan bahwa harga US kanker kematian menurun secara keseluruhan, pertama pada anak-anak muda dan orang dewasa maka lebih baru, tua di Amerika juga.


Pada kelompok usia muda yang paling menunjukkan peningkatan, dengan 25,9 persen kematian penurunan harga untuk setiap sepuluh tahun berturut-turut, sementara tingkat kematian di kelompok umur tua yang terhormat turun 6,8 persen setiap dasawarsa. Perbedaan mungkin mencerminkan awal kemajuan dalam perawatan kanker mempengaruhi malignancies, seperti anak leukemia, dilihat pada orang-orang muda.


Dimulai pada tahun 1925, mereka yang lahir di dekade kemudian yang kurang kemungkinan kanker mati daripada orang yang lahir di dekade sebelumnya. Tingkat kematian dari kanker bagi mereka berusia 30-59 dan dilahirkan antara 1945 dan 1954 adalah 29 persen lebih rendah daripada untuk orang-orang dalam kelompok umur ini dilahirkan 30 tahun sebelumnya.


"Kemajuan yang telah kami buat adalah satu untuk membantu orang muda dan kemudian, karena mereka mendapat tua, mereka terus menikmati tarif yang lebih rendah dari kematian, tapi tidak hanya sampai yang baru ini menjadi nyata pada harga rata-rata orang yang selalu berbicara tentang, "ujar peta. "Kami telah membuat banyak kemajuan terhadap kanker, kami telah mengubah pengalaman kematian di seluruh kehidupan span dimulai dengan orang yang lahir 50 tahun yang lalu."


Meskipun ini adalah fakta bahwa insiden yang stabil atau meningkat, kecuali dalam kasus kanker paru-paru.


"Orang Berhenti merokok memiliki dampak yang besar. Kami juga telah dibuat utama kanker cervical inroads di tingkat kematian," ujar Brooks.


Penulis yang berhasil ke regimens kemoterapi untuk anak leukemias, kemudian lymphomas dan kanker testicular awal dewasa.


Sekarang, program untuk screening payudara, kanker usus besar dan prostata juga mulai berbuah.


"Cara tradisional yang menyajikan data ini hanya menyajikan satu aspek cerita kanker kematian," ujar peta. "Apa yang kami lakukan adalah mengisi sisa dari gambar."

Apple benefit for health

Custard Apple or Seethaphal is a tropical fruit tree that grows easily. It was first culivated in West Indies. Its botanical name is 'ANNONA SQUAMOSA'. It is very popular in India. The pulp of the fruit is mixed with milk to make custard. As it has the taste of custard it is called 'Custard Apple'. The fruit has a peculiar aroma. Custard Apple is used to make Jams, Jellies and sherbets.

The plant is propogated by grafting as well as through the seeds. Grafted plants produce fruits from the first year itself. The plant usually flowers between March and July. The fruits should be plucked before they are ripe and stored for ripening.

Custard apple promotes digestion and is used as a cure for vomiting, diarrhoea, dysentry and vertigo. The unripe fruit is dried and powdered and is used as a cure for treating lice. The fruit is low in calorie content and contains minerals like iron, phosphorous, calcium and riboflavin.

The plant is a evergreen shrub and reaches a maximum of 6 mts. The plant bears flowers in the mature branches and the fruits develop in the mature branches and are usually round. The flesh is white and creamy with a sugary taste. The seeds are black in colour with a shine. The seeds are not consumed for they are slightly poisonous.

Teknik Gloving

Gloving adalah uatu teknik/ seni menggunkan sarung tangan steril dalam pembedahn untuk menjamin sterilitas. Seni ini dilakukan setelah menggunakan gaun steril
Prosedur :
1. Sudah dalam keadaan menggunakan gaun steril, tangan terbungkus oleh gaun steril, ambil sarung tangan dengan teknik aseptik
2. Tangan kanan dalam posisi anatomis (tengadah)
3. Dengan teknik aseptik, ambil sarung tangan kanan dan letakkan di atas telapak tangan kanan dengan posisi menghadap telapak
4. Jepit sarung tangan di bagian telapak tangan kanan dan jari tangan kiri membantu memasukkan sarung tangan ke tangan kanandengan posisi menutupi gaun
5. Lakukan hal yang sama untuk sarung tangan kiri pada tangan kiri
Sarung tangan harus sesuai dengan nomor yang bersangkutan

Drapping Pada Pasien Bedah

Konsep Teori

Drapping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik/ seni dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunkan alat tenun steril, dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan.
Secara khusus, teknik drapping berbeda pada setiap tempat/ daerah insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik drapping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi.

Prisip Drapping :
1. Harus dilaksanakan dengan teliti
2. Memahami dengan tepat prosedur drapping
3. Drape yang dipasang tidak boleh berpindah-pindah sampai operasi berakhir dan harus difaga sterilitasnya
4. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun tidak mudah bergeser
5. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu berhadapan dengan daerah operasi
6. Perawat sirkuler harus berdiri menghadap scrub ners untuk mengingatkan jangan sampai drapping terkontaminasi
7. Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
8. Sekitar lantai tidak boleh ada genagan air
9. Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga menyentuh lampu operasi atau alat tenun lainnya
10. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di bawah lipatan pada saat drapping, hindari menyentuh kulit pasien
11. Jika pemasangan alat tenun steril selesai dan ada yang jatuh di bawah batas pinggul jangan diambil
12. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun dinyatakan sudah terkontaminasi

Payudara

Ahli medis merekomendasikan langkah-langkah berikut yang terbaik untuk melindungi Payu dara sambil memaksimalkan keseluruhan kesehatan anda:

Praktek pijat payudara sendiri maupun dengan menggunakan layanan spa. Gunakan minyak untuk menyentuh payudara Anda dengan hati-hati saat di shower atau dengan pasangan Anda. payudara pijat minyak sangat ideal jika anda ingin merasakan payudara halus.

Jangan gunakan deodorant yang mengandung garam aluminium atau yang campuran. Aluminium adalah logam berat yang dapat memasuki sistem darah dan getah bening melalui kulit dan tantangan yang berat untuk sistem kekebalan kita.

Makan diet seimbang - Sertakan banyak buah-buahan dan sayuran, dan menjaga asupan makanan yang digoreng, daging merah, dan junk food ke bare minimum. Mencegah mengambil hydrogenated Fats seperti mentega dan minyak sayur. (Jangan sadar produk yang banyak di toko-membeli kerupuk, kue, dan cookie - bahkan di toko kesehatan..) Nikmati nurturing sendiri. Anda perlu pijat payudara Anda dan / atau terlalu memanjakan diri sendiri dengan pijat atau perawatan spa favorit Anda. Itu butuh sebuah keterampilan hidup.

Makan sedikit dari produk-produk berbasis kedelai, seperti susu kedelai, tahu, tempeh dan secara teratur dapat membantu memblokir kecenderungan untuk jaringan payudara untuk obligasi dengan estrogens ekstra yang dapat menimbulkan kekacauan dalam sehat yang berfungsinya jaringan payudara.

Hindari berlebihan minum dari minuman beralkohol - Beberapa studi menunjukkan mungkin ada hubungan antara minum alkohol dan peningkatan risiko untuk kanker payudara. Sesekali anggur merah / putih yang halus atau bukan itu manfaat kesehatan Anda.

Paparan payudara Anda ke matahari dan sinar bulan. Perasaan yang baik untuk menikmati matahari, laut, dan udara di bagian tubuh Anda di pantai atau paling tinggi dalam menjaga privasi Anda halaman!

Ambil di suplemen seperti vitamin E, C, dan B-kompleks serta mineral. Bila tingkat stres yang tinggi, makan laut kaya mineral-sayuran atau mengambil suplemen mineral.

Tips Hepatitis

Tips untuk Hepatitis .........

1. Lima berbeda hepatitis virus telah diidentifikasi: tipe A, tipe B, tipe C, tipe D, atau delta virus dan tipe E. Tipe A mungkin adalah paling lazim jenis virus hepatitis di seluruh dunia, diikuti oleh tipe B, E, C, dan D.
2. Hepatitis A dan E yang dikirimkan lewat fecally makanan atau air. Modus penularan lainnya termasuk jarum berbagi antara darah narkoba abusers; kontak seksual; ibu transmisi dan transmisi oleh transfusi darah.
3. J sederhana tes darah digunakan untuk menentukan bahwa orang yang memiliki satu atau lebih dari berbagai jenis hepatitis.
4. Hepatitis akut biasanya dicirikan oleh gejala seperti flu (termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah-muntah) dan penyakit kuning. Hepatitis kronis sering asymptomatic.
5. Vaksin tersedia untuk melindungi terhadap hepatitis A dan B. Sebagai tambahan, kekebalan globulin untuk hepatitis A atau hepatitis B dianjurkan bila seseorang telah terkena orang yang terinfeksi.
6. Diantara cara untuk menjaga hati Anda adalah: membatasi konsumsi alkohol; menghindari kerusakan obat-hati; praktik seks aman; menghindari penggunaan obat-obatan ilegal; menghindari dosis tinggi dari vitamin kecuali diresepkan; menghindari tato dan berbagi razors; tidak makan kerang mentah dari sumber yg diragukan, dan berikut ini dengan seksama untuk petunjuk penggunaan bahan beracun (misalnya, membersihkan produk).

Cancer Mamae

Resiko tinggi
1. Karsinoma mamae ibu atau sodara kandung
2. Bekas kangker payudara
3. Tidak ada anak atau anak pertama pada usia lanjut
Tanda dini
1. Benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dengan batas kurang jelas
2. Kelainan mammografi tanpa kelainan pada palpasi
Tanda lama
1. Retraksi kulit atau retraksi areola
2. Retraksi atau inversi puting
3. Kelenjar aksila dapat diraba
4. pengecilan mamae
5. Pembesaran mamae
6. kemerahan
7. Udem kulit
8. Fiksasi pada kulit atau dinding torak
Tanda akhir
1. Tukak
2. Kelenjar supraclavikula dapat diraba
3. udem lengan
4. metastase tulang, paru, otak, pleura, atau ditempat lain
sudah dipostingkan